Minggu, 29 Januari 2012

Hadits tentang Jihad


BAB I
PENDAHULUAN

Pada masa lalu, kekuatan jihad telah terbukti mampu menegakkan peradaban Islam yang agung, yang memberikan keamanan dan kesejahteraan bagi segenap manusia. Dan dari peradaban yang agung itu pula terpancar kemuliaan Islam dan kewibawaan kaum Muslim. Dengan jihad, Islam menjelma menjadi sebuah sosok kekuatan yang tiada tanding. Kekuatan tersebut belum ada tandingannya dalam sejarah umat manusia kapanpun. Mercusuar Islam ini telah terbukti mampu membangun hegemoni politik dan budaya yang sangat luas dan jauh lebih besar dibandingkan dengan yang pernah dicapai bangsa-bangsa Eropa.
Jihad adalah perintah agama, yang berarti perang (qital) melawan orang kafir untuk meninggikan kalimat Allah Swt. Siapapun yang mengaku Muslim tidak boleh menyepelekan perkara jihad. Jihad-lah yang membawa risalah Islam di masa Rasul Saw tersebar hingga seluruh jazirah Arab hanya dalam tempo 10 tahun. Jihad pula yang mengantarkan umat Islam meraih kejayaannya selama lebih dari 1000 tahun lamanya.


BAB II
PEMBAHASAN
A.      ARTI JIHAD
Secara harfiah kata jihad berarti letih, sukar dan sungguh-sungguh, sedangkan secara etimologis jihad berasal dari akar kata bahasa Arab (Jahada-Yujahidu-Jihaadan) yang berarti mengerahkan segenap potensi dengan ucapan dan tindakan.  Bahwa berjihad adalah  optimalisasi upaya dalam rangka meninggikan Kalimat Allah. Perang dijalan Allah adalah bentuk jihad tertinggi untuk memenangkan agama Allah dan melaksanakan hukum-hukumNya secara total.
Rasul Saw  bersabda:
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهٌُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ
Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengatakan Lâ Ilâha illa Allâh Muhammad Rasûlullâh (Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah). (HR al-Bukhari dan Muslim).
Jihad tidak harus diidentik dengan perang secara lahiriyyah atau fisik, tetapi dapat berbentuk perjuangan dalam diri sendiri untuk menegakkan syariat Islamiah, dan perjuangan terhadap orang lain , baik lisan , tulisan atau tindakan.
Sebagaimana hadits Nabi
وَمَا اْلجِهَادُ اْلأَكْبَرُ؟ قَالَ: جِهَادُ النَّفْسِ
"Kita baru kembali dari jihad kecil menuju jihad besar." Para sahabat bertanya, "Apakah jihad besar itu." Rasul menjawab, "Jihad melawan hawa nafsu."
B.       JIHAD SEBAGAI AMAL YANG UTAMA
Hadits Nabi Muhammad Saw
قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: إنْتَدَبَ اللهُ لِمَنْ خَرَجَ فِى سَبِيْلِهِ , لايُخْرَجُهُ الاَّ إيْمَانٌ بِى وَتَصْْدِيْقٌ بِرَسُلِى أنْ أرْجِعَهُ , بِمَا نَالَ مِنْ أجْرٍ أوْ غَنِيْمَةَ. وََلَوْلا أنْ اَشُقَّ عَلَى اُمَّتِى مَاقَعَدْتُ خَلْفَ سَرِيَّةٍ, وَلَوْ دِدْتُ اِنِّى أقْتَلُ فِى سَبِيْلِ اللهِ, ثُمَّ اُحْيَا ثُمَّ اُقْتَلُ, ثُمَّ اَحْيَا ثُمَّ اُقْتَلُ.
Nabi Saw bersabda: Allah menjamin untuk orang-orang yang pergi (berjihad) di jalan-Nya (Allah) yang pergi karena iman kepada-Ku dan karena membenarkan pesuruh-pesuruh-Ku. Aku (Allah) mengembalikannya dengan pahala yang diperolehnya atau dengan harta rampasan perang atau Aku akan memasukkannya ke dalam surga. Dan sekiranya aku (Muhammad) tidak memberatkan umatku, tentulah aku tidak duduk di belakang pasukan tentara, dan tentulah aku ingin dibunuh di jalan Allah, kemudian aku dihidupkan kemudian aku dibunuh lagi, kemudian aku dihidupkan, kemudian aku dibunuh.” (Al Bukhary 2: 26; Muslim 33: 28; Al Lu’lu-u wal Marjan 2: 300).
Dalam Hadits lain Nabi Saw bersabda
أنَّ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: تَكَفَّلَ اللهُ لِمَنْ جَاهَدَ فِى سَبِيْلِهِ, لايُخْرَجُهُ اِلاَّ الجِهَادُ فِى سَبِيْلِهِ وَتَصْدِيْقُ كَلِمَاتِهِ, بِأنْ يُدْخِلَهُ الجَنَّةَ, اَوْ يَرْجِعَهُ اِلَى مَسْكَنِهِ الَّذِى خَرَجَ مِنْهُ مِنْ أجْرٍ اَوْ غَنِيْمَةٍ.
Rasulullah Saw bersabda: Allah menjamin orang yang berjihad di jalan-Nya. Dia tidak pergi dari rumahnya, kecuali karena berjihad di jalan-Nya dan membenarkan kalimat-kalimat-Nya, orang itu akan dimasukkannya ke dalam surga, atau dikembalikannya ke rumah asalnya dengan membawa ganjaran atau harta rampasan perang.” (Al Bukhary 57: 8; Muslim 33: 28; Al Lu’lu-u wal Marjan 2: 300)
Dalam riwayat lain
قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: كُلُّ كَلْمٍ يَكْلَمُهُ المُسْلِمُ فِى سَبِيْلِ اللهِ يَكُوْنُ يَوْمَ الْقِيَامِةِ كَهَيْئَتِهَا اِذْطُعِنَتْ تَفَجَّرُ دَمًا, اللَّوْنُ لَوْنُ الدَّمِ, وَالْعَرْفُ عَرْفُ الْمِسْكِ.
Nabi Saw bersabda: Setiap luka yang menimpa seorang muslim di jalan Allah, niscaya lukanya itu pada hari kiamat tetap seperti ketika dia dilukai, mengeluarkan darah. Warnanya, warna darah, namun baunya, bau kasturi.” (Al Bukhary 4: 67; Muslim 33: 28; Al Lu’lu-u wal Marjan 2: 300)
Hadits di atas menerangkan tentang keutamaan jihad dan pergi berperang di jalan Allah, sebagaimana menerangkan, bahwa luka yang diderita di jalan Allah, pada hari kiamat kembali kambuh seperti saat terjadi di dunia berwarna merah, tetapi berbau kasturi, serta dimasukkan Allah kedalam surganya.


C.      MOTIVASI JIHAD YANG BENAR
 Pahala yg diperoleh dgn amalan jihad ini demikian besar sehingga ketika ada shahabat yg berta kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah amal apakah yg bisa menyamai jihad fi sabilillah?” Beliau berkata: “Kalian tdk akan mampu melakukannya.” Lalu mereka mengulangi pertanyaan ini dua hingga tiga kali namun beliau tetap menjawab: “Kalian tdk akan mampu melakukannya.” Setelah beliau bersabda:
مَثَلُ الْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ كَمَثَلِ الصَّائِمِ الْقَائِمِ الْقَانِتِ بِآيَاتِ اللهِ. لاَ يَفْتُرُ مِنْ صِيَامٍ وَلاَ صَلاَةٍ، حَتَّى يَرْجِعَ الْمُجَاهِدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ تَعَالَى
“Permisalan orang yg berjihad di jalan Allah seperti orang yg berpuasa dia shalat dan taat kepada ayat-ayat Allah. Dia tdk pernah berhenti dari shalat dan puasa itu sampai orang yg berjihad pulang kembali.”
Hadits ini merupakan motivasi bagi setiap muslim untuk berjihad, menegakkan hukum-hukum Islam hanya karena Allah semata karena pahalanya seperti orang yang shalat dan berpuasa serta beriman akan ayat-ayat Allah.

D.      MENYANTUNI JANDA DAN ORANG MISKIN
Nabi Saw bersabda
عن ابى هريرة رضى الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: الساعر على الارملة والمسكين كالمجاهد فى سبيل الله. ﴿رواه البخارى ومالك وغيرها ﴾
                                               
Dari Abi Hurairah r.a berkata: Nabi Saw bersabda, “Orang yang pergi bersegera memberi keringanan pada janda-janda dan orang-orang miskin kedudukannya seperti seorang yang berjihad di jalan Allah.” (HR.Bukhari dan Malik dan selain keduanya)
Hadits ini mengandung pengertian bahwa memberikan pertolongan kepada janda-janda yang lemah dan orang-orang miskin sama nilainya dengan orang yang berjihad di jalan Allah.



BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
·      Jihad merupakan suatu amal yang sangat tinggi nilainya di sisi Allah.
·      Jihad adalah pengerahan seluruh kemampuan dan tenaga dalam berperang di jalan Allah, baik dengan jiwa, harta, lisan ataupun yang lain.
·      Para Fuqaha mengklasifikasikan jihad dengan empat bentuk yaitu:
1. Jihad al Nafsi ( Jihad terhadap diri sendiri melawan hawa nafsu )
2. Jihad al Syaithan ( Jihad melawan kemunkaran Syaithan )
3. Jihad terhadap penguasa/penegak kezaliman dan kemunkaran
4. Jihad melawan musuh-musuh Allah dari orang-orang kafir, munafik dan orang-orang yang membantu mereka.


DAFTAR PUSTAKA

Ash Shiddieqy, Muhammad Hasbi, Mutiara Hadits 6, Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2003

2 komentar: